Studi Kasus: Aplikasi M-Learning Berbasis J2ME

Abstrak

[toc]

Media belajar merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar. Semakin berkembangnya teknologi secara langsung maupun tidak  mempengaruhi metode  belajar dan kebutuhan akan pendidikan itu sendiri. Dengan keadaan ini guru dituntut untuk bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menciptakan suatu media belajar yang bisa membantu siswa belajar dimana saja dan kapan saja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan m-learning berbasis J2ME sebagai bentuk paket program pembelajaran fisika mandiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah siswa memahami konsep fisika pokok bahasan gaya, memberikan bimbingan untuk siswa agar belajar secara mandiri dan berinteraksi dengan telepon selular serta sebagai media dalam proses pembelajaran.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Semarang dengan sampel siswa kelas VIII H dan I yang memiliki telepon selular yang mendukung program Java sebanyak 40 orang. Variabel penelitian yaitu media pembelajaran berupa m-learning berbasis J2ME yang dikemas ke dalam aplikasi telepon selular sebagai variable bebas dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat. Penelitian dilakukan dengan metode quasi eksperimen.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata pretes 65,8 dan nilai rata-rata postes 82,02. Dari angket yang diberikan kepada 40 responden diperoleh hasil 73,72% yang termasuk dalam kategori cukup baik. Dari uji hipotesis diperoleh harga thitung sebesar 30,7046 dan harga tabel untuk α = 5% dengan db = 39 adalah 1,6458. Karena thitung > ttabel maka Ho ditolak dan hipotesis diterima. Dapat disimpulkan bahwa penerapan m-learning berbasis J2ME pada pembelajaran fisika pokok bahasan gaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Aplikasi, M-Learning, J2ME, Telepon Selular, Gaya

Pendahuluan

Istilah mobile learning mengacu kepada penggunaan perangkat atau devais teknologi informasi (TI) genggam dan bergerak, seperti PDA, telepon genggam (handphone), laptop dan tablet PC, dalam pengajaran dan pembelajaran. M-learning merupakan bagian dari electronic learning (e-learning) sehingga dengan sendirinya juga merupakan bagian dari distance learning (d-learning). Mobile learning muncul akibat adanya kemajuan teknologi komunikasi yang begitu pesat. Hal ini mengakibatkan perubahan pola belajar dan mengajar itu sendiri. Muncullah sebuah konsep mobile learning dimana belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa ada batasan ruang dan waktu.

Beberapa kemungkinan penting yang harus disediakan oleh perangkat pembelajaran  m-learning adalah adanya kemampuan untuk terkoneksi keperalatan lain (terutama komputer), kemampuan menyajikan informasi pembelajaran dan kemampuan untuk merealisasikan komunikasi bilateral antar pengajar dan pembelajar.

Menurut Pramudia (2008) seperti ditulis dalam http://visipramudia.wordpress.com/mobileLearning, M-Learning System dikategorikan sebagai berikut:

  1. Wireless learning (W-learning), menggunakan Wi Fi dalam hal koneksi data,
  2. Mobile learning (M-learning), Konektifitas menggunakan mobile network.

Bagan dibawah ini akan menggambarkan perbedaan antara W-learning dengan M-learning.

FiturMobile LearningWireless Learning
Ukuran PerangkatMobile Phone, SmartPhone, PDA PhoneLaptop, tablet PC
Ukuran LayarSangat kecil, maksimal 480 x 640 pixels, paling umum 240 x 320 pixelsUkuran layar normal 10 – 15 inches
KonektifitasGSM, CDMA, GPRS, UMTS, atau HSDPAWi Fi
JangkauanNasionalMisal, jaringan lokal kampus
Tabel 1. Beda Mobile Learning dengan Wireless Learning

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top