Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Ke-2 (13 Juli 2024)

  • Penulis: Jayanto, M. Pd.
  • Instansi: SMKN 1 Gebang
  • Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11

Jurnal refleksi yang ditulis secara rutin merupakan media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah dilakukan. Semoga refleksi yang sudah ditulis mampu menjadi acuan pengembangan diri terkait nilai dan peran Guru Penggerak.

Refleksi Model 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Penerapan ke Depan)

Peristiwa

Pada saat pembukaan kegiatan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11, saat itu merupakan momen penting dalam hidup penulis. Di titik tersebut penulis memulai perjalanan baru sebagai seorang Calon Guru Penggerak dimana penulis bukan lagi seorang guru yang hanya fokus pada pengembangan diri dan murid yang diampu saja, tetapi juga menjadi seseorang yang harus dapat menggerakkan lingkungan belajar yang lebih luas lagi. Hal ini merupakan tantangan terbesar bagi penulis, karena mulai penulis sebisa mungkin harus terus belajar dan menggali potensi-potensi yang ada di diri untuk megembangkan nilai-nilai yang ada pada Guru Penggerak yang nantinya dapat memperkuat peran penulis sebagai seorang Guru Penggerak.

Jurnal Refleksi CGP

Dengan mempelajari Modul 1.1 mengenai filosofi pendidikan nasional – pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD), Penulis banyak mendapatkan hal baru, mulai dari potret pendidikan zaman kolonial kemudian menjadi awal kerangka pemikiran KHD, dasar pendidikan yang menuntun kodrat anak (kodrat alam dan kodrat zaman), konsep convergentie theorie, pentingnya keselarasan hidup dan budi pekerti, trilogi pendidikan, hingga pendidikan yang menghamba kepada anak. Melalui kegiatan eksplorasi mandiri dan ruang kolaborasi virtual bersama Fasilitator, Pengajar Praktik, dan rekan CGP lainnya benar-benar membantu penulis dalam mendalami materi yang diberikan sehingga membuat penulis semakin percaya diri untuk melakukan perubahan atau aksi nyata di sekolah.

Mempelajari Modul 1.2 sangat membantu penulis dalam membekali diri untuk menjadi seorang Guru Penggerak. Dengan pembelajaran di modul ini, penulis banyak mendapatkan wawasan baru yang sangat menarik, diantaranya: bagaimana manusia tergerak melalui sistem kerja otak (Triune Brain, Berpikir Cepat – Lambat), kebutuhan dasar manusia, tahap tumbuh kembang anak, kemudian bagaimana manusia tergerak yang didasari oleh teori pilihan dan motivasi intrinsik, nilai-nilai yang dimiliki Guru Penggerak, dan terakhir bagimana manusia dapat menggerakkan berdasarkan diagram identitas gunung es dan lingkaran pengaruh, hingga memahami peran Guru Penggerak. Sama halnya dengan kegiatan sebelumnya di Modul 1.1, pada pembelajaran Modul 1.2 ini penulis sangat terbantu oleh aktivitas belajar mandiri dan kolaborasi bersama Fasilitator dan rekan CGP lainnya, penulis mulai memahami nilai-nilai dan peran Guru Penggerak.

Keterkaitan antara Modul 1.1 dan Modul 1.2 yang penulis pahami adalah bahwa untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, kita sebagai guru perlu memahami secara global tentang dasar-dasar dan tujuan pendidikan nasional, yakni tentang pendidikan yang menuntun kodrat anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Dan untuk mewujudkan hal tersebut kita perlu memahami nilai-nilai dan peran sebagai Guru Penggerak.

Perasaan

Setelah mempelajari Modul 1.1 dan Modul 1.2, wawasan penulis mengenai filosofi pendidikan nasional – pemikiran Ki Hadjar Dewantara hingga nilai-nilai serta peran Guru Penggerak semakin terbuka. Banyak hal baru yang penulis temukan dalam kegiatan eksplorasi mandiri dan kolaborasi virtual. Penulis sangat senang karena dalam mempelajari hal-hal baru ini penulis tidak sendiri. Penulis didampingi oleh Fasilitator dan rekan sesama CGP yang luar biasa hebat. Momen belajar di ruang kolaborasi begitu menyenangkan dan penuh keakraban, banyak ilmu-ilmu baru dari rekan-rekan Guru yang sangat menginspirasi penulis dalam mengembangkan diri dan menguatkan nilai-nilai serta peran Guru Penggerak yang harus dimiliki.

Pembelajaran

Sebelumnya mungkin penulis hanya mengajar untuk tujuan mencerdaskan anak, membuat mereka terampil dan berkarakter, tetapi kini saya semakin tercerahkan bahwa pendidikan yang sesungguhnya adalah tentang bagaimana menuntun kodrat anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Dari pembelajaran Modul 1.1 penulis tersadar bahwa setiap murid memiliki kodratnya masing-masing, dan tugas kita sebagai guru adalah menuntun kodrat tersebut. Sebagai guru, kita harus mampu membantu murid menemukan dan mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang mereka miliki. Segala perubahan yang kita lakukan di lingkungan belajar harus senantiasa berorientasi pada tumbuh kembangnya murid.

Selain itu, melalui pembelajaran Modul 1.2 Penulis mendapat wawasan baru tentang bagaimana manusia bisa tergerak, bergerak, dan menggerakkan. Dari pembelajaran ini penulis mendapatkan poin penting bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus mampu menguatkan anak dari dalam dirinya sendiri atau motivasi belajar itu harus didasari pada motivasi diri anak sendiri. Sehingga usaha kita sebagai guru adalah bagaimana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang mendukung hal tersebut. Dan melalui pembelajaran di modul ini juga akhirnya penulis dapat memahami nilai-nilai yang harus dimiliki oleh Guru Penggerak untuk mendukung perannya dalam mentransformasi pendidikan di lingkungan belajarnya. Dari modul ini penulis menjadi semakin termotivasi untuk terus menguatkan nilai-nilai yang mendukung peran sebagai guru penggerak.

Penerapan ke Depan (Rencana)

Pengembangan diri sederhana, konkret, dan rutin yang dapat penulis lakukan dari sekarang untuk menguatkan nilai-nilai dan peran sebagai Penggerak, antara lain:

  • Terus belajar, baik secara mandiri maupun melalui pelatihan atau seminar,
  • Mencari ide atau gagasan-gagasan baru untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid, seperti melalui penerapan pembelajaran yang kreatif dan inovatif,
  • Melakukan refleksi pembelajaran, baik secara mandiri maupun melibatkan pihak lain seperti kepala sekolah, rekan sejawat, dan siswa untuk dijadikan bahan pertimbangan perbaikan proses pembelajaran selanjutnya,
  • Berkolaborasi dengan pihak lain untuk mendukung terciptanya lingkungan belajar yang berkualitas, seperti:
    • melakukan diskusi dengan rekan sejawat terkait refleksi dan evaluasi kegiatan pembelajaran
    • melakukan diskusi dengan pihak-pihak sekolah untuk mengembangkan program yang dapat mendukung bakat dan minat, serta mengembangkan potensi murid
    • menjalin kerjasama dengan orangtua/wali murid untuk mendukung kegiatan belajar di sekolah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top